Selasa, 29 September 2009

Catatan menjelang akhir tahun




*sambil nonton tayangan tak kalah keren pengganti Heroes berjudul Supernatural*


...belum berhasil menulis apapun karena terlalu menghayati pilem ini, Damn! Kakak beradik winchester ini emang keren abis!…

*sambil ngebales sms dari temen named Yeyen, anak Industri 02-hehehe, jangan heran, karena kami, perempuan, emang ditakdirkan untuk multitasking)*

Commercial Break…

Ok, concentrate! Apa yang ingin kujadikan tulisan tentang catatan menjelang akhir tahun ini? Mungkin tentang pencapaian dan penjelajahan yang berujung pada tempat bernama Cileungsi (ada kok dipeta, cari aja yang deket2 Cibubur, nyempil kecil bangeeettt…hehehe).

Flashback menuju ke tahun 2002…

*Ah, kejauhan…*

Teleport menuju tahun 2006.

Aku masih kuliah, menjelang detik2 terakhir menuju masa sidang. Entah kenapa, suasana kampusku yang memiliki 4 musim itu (iya loh, percaya deh klo UNS itu punya empat musim, I’ll explain later) terasa sangat homy disaat-saat terakhir aku menempatinya. Aku tau bahwa waktuku tak akan lama disini. Limit kuliah untukku adalah 4 tahun. Hanya empat tahun, dan aku sudah mencoba menawarnya menjadi lebih enam bulan, dengan cara yang unbelieveable. Aku sudah terbius dengan nyamannya kota itu. I just wish that I can have more time there…
Secara geografis sebenarnya UNS itu letaknya lumayan jauh banget dari tengah kota Solo. Berseberangan dengan Bengawan Solo yang konon terkenal dengan mata air sampai jauh itu, buah karya pakde Gesang, UNS adalah salah satu tempat di Solo yang secara ajaib memiliki 4 musim. Padahal tempat lainnya diluar UNS (contoh: kosku dibelakang kampus) cuma punya dua musim seperti biasa, summer dan winter. Tapi UNS memang unik. Beberapa bulan sebelum musim hujan, seluruh pohon yang ada di kampus akan berbunga berwana kuning dan mengeluarkan bau yang sangat menyegarkan. Ketika sore tiba, maka itulah waktu yang paling tepat untuk datang kekampus karena jalanan belum dibasahi embun dan angin bertiup pelan meluruhkan bunga-bunga kuning itu, menutupi aspal dan merubahnya bak hamparan permadani kuning.
Yang selalu aku ingat adalah kesengajaanku untuk naek motor pelan-pelan melewati permadani kuning dari rontokan bunga itu. Dari belakang motor, bunga2nya berterbangan melambai-lambai. Indaahhhh banget… That is my spring at campus…

-Kyaaa… si anak kecil itu dimasukin ke dalam kulkas oleh setannya!! Dasar Evil!!-


OK, lanjut…
Lalu datanglah musim hujan dimana suhu akan turun beberapa celcius, sehingga akan terasa lebih dingin kalo kamu di kampus dibandingkan di kota. Itu hanya akan berlangsung selama beberapa bulan saja karena setelahnya, hawa panas akan mulai menyapa. Yang paling aku inget kalo musim ujan di Solo adalah dua hal. Yang pertama adalah pastinya Bengawan solo akan penuh banget, mulai keliatan bagus karena aliran airnya memang jelas keliatan deres banget. Dan yang kedua adalah nasi kucing anget dengan sambel yang super enak, di HIK belakang kampus deket asrama –bekas asrama tepatnya.
Setelah 3 bulan didera hujan, maka sudah akan memasuki musim gugur. Sengaja aku sebut musim gugur karena beberapa bulan menuju musim panas, secara ajaib pohon2 di seluruh kampus menjelmakan dirinya menjadi sosok baru yang berwarna coklat dari ujung ke ujung. Mereka meranggas secara bersamaan… membuat seluruh kampus berwarna coklat… Itulah musim gugur untukku.
Selebihnya sih masih sama, angin panas akan bertiup menandai bahwa musim kemarau akan segera tiba dimana suhu akan naik drastis dan membuat penghuninya kegerahan.
Tapi itulah, the uniquely UNS for me. Tempat yang mengajarkan how to share, not just give me a bachelor degree, tapi lebih dari sekedar belajar tentang kalkulus yang aku benci dan thermodinamika yang aku tidak mengerti.

-Inget ya, akar angelica dapat mengusir roh jahat. Harus disebar diseluruh lantai dirumah, dan ditanam didinding. Arah barat, timur, selatan dan utara-

Akhir tahun 2006 ditutup dengan pencapaian di bidang akademis dimana beberapa hari –tepatnya 29 hari- setelah tahun 2007 aku dinobatkan sebagai calon Sarjana Teknik Mesin. Aku bersyukur. Siapa yang akan mengira, cewe yang masa SMPnya dijalani dengan menjual kue sambil sekolah, berikut juga masa SMA, cewe yang pernah ngerasa hampir tidak mungkin bisa kuliah, cewe yang pernah juga hampir nyerah ditengah perjalanan kuliahnya, di hari itu dinobatkan menjadi Engineer.

-Ya ampun, tuh kabel melayang-layang sendiri. Sam….!!! Lucky him, there is Dean…-

*sambil ngobrol ama si May ( anak GDP = MT) temen si Nophnoph yang akan segera menjadi my new boardinghouse friend. Baru aja selese pindahan –buku doang- dengan suksesnya*

Bulan itu, januari 2007, sekaligus menjadi my hardest moment. Karena secara tidak langsung waktuku berpisah dengan kota Solo seakan berdetak menjadi lebih kencang dari biasanya. Every time I woke up, I just wish that I can start everything all over again. Gag pengen rasanya meninggalkan zona nyaman ini. Ada tempat yang akan menerimaku apa adanya. Ada teman yang selalu mau berbagi. Ada kehangatan setiap saat diantara mereka yang lebih dari saudara buatku. Ada itu semua disini, dan aku tau, aku TAU, aku tidak akan pernah menemukan yang sepeti ini lagi. Dibelahan dunia manapun.

Tapi aku lebih tau, bahwa hidup harus jalan terus. Bahwa kenyamanan ini seperti kotak labirin. Yang tidak akan membawamu kemana-mana. Hanya memutar saja kearah itu-itu juga. Bahkan tidak akan ada yang berbeda dalam setiap tikungan yang kita lewati. Itulah kenyamanan yang ditawarkan dalam kotak labirin berlabel AjustaBrata.
I’m just too damn love to be a part of AjustaBrata family. Tapi aku tau, aku tidak dapat berada disana selamanya. Karena labirin itu tidak menawarkan apa-apa selain kenyamanan yang tidak akan membawaku kemana pun.

-Ugh, kenapa sih Sam lagi yang kena ditangkap setannya. Ih, serem banget. Api menyala-nyala segitu gedhenya berbentuk seperti orang-

Lalu tiba juga, hari perpisahan sebenarnya, yang dirayakan secara berlebihan dengan judul Wisuda. Aku tau aku tidak akan pernah menyukai diwisuda. Karena detik itu, ketika tali togamu dipindah kekiri, maka seketika itu juga kampus yang homy ini akan menjelmakan dirinya menjadi sosok asing. Beberapa hari setelah diwisuda, penduduk kampus ini akan selalu menanyakan keberadaanmu dengan kalimat ”lho, kok masih disini?”. Kalimat sederhana sebenarnya, yang mungkin tidak disadari oleh pengucapnya. Tapi sungguh mengena dihati, apalagi jika hatimu belum siap berpisah dengan tempat ini. Kalimat sejenis itu, sapaan yang tidak lagi sama, tatapan berharap (entah apa maksudnya), dan tempat2 yang seakan-akan udah bukan milik kita, hal itu seperti mengusir kita perlahan. Memaksa terjadinya sebuah perpisahan.

Dan bulan maret, perpisahan sesungguhnya terjadi. Sekali lagi membuatku membenci sebuah tempat bernama Pool Bis Rosalia Indah. Karena disitu, tangis berderai. Banyak manusia saling merentangkan tangan. Berharap tidak ada perpisahan. Atau mungkin sekedar lambaian, dan harapan semoga dapat dipertemukan kembali beberapa waktu kedepan.

Bulan itu juga, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Ibukota. Tempat yang selalu aku hindari dalam pencarian pekerjaan, tapi entah kenapa selalu saja tawaran yang lebih menggiurkan mendorongku ke arah ini. Tanpa saudara, aku menebalkan muka dengan menginap ditempat teman yang juga satu tempat dengan saudaranya selama seminggu sambil nyari tempat kos yang layak.

Lalu perjalanan berikutnya semakin membawaku ke tempat yang lebih jauh. Yang aku tau, aku harus bertahan. Setelah melewati sekian banyak hal, aku nggak mau nyerah ama pekerjaan pertamaku yang menuntutku harus pisah dengan orang2 yang aku sayang.

Hanya bertahan selama beberapa bulan ternyata. Aku kalah dalam perang melawan hal yang nggak penting bernama kepentingan pribadi yang dicampur pekerjaan. Aku pulang, kembali ke pangkuan Soloku yang nyaman. Yang tetap menerimaku dengan senyum. Aku tau, all u have to do adalah menghilang selama beberapa saat. Lalu tatapan kota ini akan kembali sama ketika pertama kali kamu kesini.

-ternyata manusia api tadi itu adalah arwah ibu Sam dan Dean yang penasaran dan sengaja memanggil kedua anaknya, esp Sam, melalui mimpi, 4 say sorry…-

Balik lagi…
Tapi rasa itu tidak lama. Karena yang lainnya bergerak maju, dan hatimu pun menginginkan hal yang sama. Kota ini kembali tidak terasa nyaman karena adanya tuntutan. Bukan tuntutan kota ini, tapi lebih pada tuntutan diri sendiri, menginginkan sesuatu yang tidak dimiliki kota ini.

Lucky me, doa itu terjawab. Dengan panggilan kerja dari tempat yang sama sekali jauh dari yang aku bayangkan. Dan memang jalan itu dimudahkan, jika Dia berkehendak. Di penghujung tahun 2007, aku kembali lagi ke kota ini -pada derajat lintang dan bujur yang sedikit berbeda- dengan semangat yang baru, dan harapan baru.

So, here I am. Menjelang akhir tahun 2008. Menulis jurnal harian dengan notbuk hasil keringat sendiri, ndengerin lagu barunya Avril Lavigne judulnya Get It Over, nonton Supernatural, dan yang paling penting -alhamdulillah- dalam keadaan sehat. Meskipun dalam hitungan minggu aku akan disidang (baca: presentasi akhir tahun) dimana saat itu menentukan apakah aku akan tetap dikota ini atau melangkah lagi kekota lainnya, tapi aku tetap bersyukur. All the things that happen to me -even good, even worse- bring a lot of lesson. It’s priceless…

-Not so Heppi End, kedua kakak beradik itu belum berhasil ketemu bokap mereka meskipun sempet ketemu mommy-nya. In my suspect, keknya bokapnya dah meninggal, soalnya si cenayang bilang ”anak dengan kemampuan yang hebat(maksudnya Sam), tapi kenapa dia tidak bisa merasakan ayahnya sendiri” Aneh… tapi menarik untuk terus diikuti ceritanya…-

Have a sweet Dream…

Na-

Tidak ada komentar: