Selasa, 29 September 2009

Tentang kejamnya ibukota


Setelah membaca postingan temen di Friendster :

Tentang kejamnya ibukota. Sounds familiar huh?

Aku bisa membayangkan apa yang sedang dia alami sekarang. Tidur dirumah petak dengan alas, dan bantal seadanya. I’ve been there, at that same condition. Meskipun nggak gitu2 amat, coz waktu itu tempat kosku lumayan nyaman, sebanding dengan harga yang aku keluarkan.

Never compare.

Jangan pernah membandingkan apa yang akan kau alami di ibukota dengan apa yang sudah kau alami di kota yang nyaman berjudul Solokarto Hadiningrat. Semua hal yang berbeda dan berkebalikan akan menhajarmu balik, dan akhirnya membuatmu melambaikan bendera putih dan menyerah terhadap kota besar ini. This is a huge city. Kota sebesar ini tidak menerima penduduk yang bermental biasa-biasa saja. Meskipun sebenarnya bukan hanya soal mental saja yang mendasari seseorang pergi atau tinggal di kota ini. Karena sekali lagi, semuanya kembali pada pilihan.

It’s all about an Option

So, sekali lagi. Suatu pilihan disertai dengan resiko. Itu sudah merupakan suatu hukum yang absolut dan sudah pasti benar. Karena sebenarnya, kota ini bukan ajang uji nyali. Kota ini kejam karena keadaan kita yang membuat kenyataannya menjadi demikian. Things will be different kalo saja keadaan kita saat mengalami hal ini dipersiapkan dengan kondisi yang lebih baik.

Tidak ada komentar: