Rabu, 03 Desember 2008

nunggu apa lagi??


Akhir-akhir ini semakin banyak pertanyaan seperti itu ditujukan kepadaku.
Semalam, woman's day out. Kami, cewek-cewek nan geulis penunggu kos Amanda (nama ibu kos kami, wkwkwk...maap ya bu...) Perum Griya Kenari mas blok A4 berencana mendatangi rumah teman kami yang beberapa minggu kemaren sudah melangsungkan perhelatan akbar berjudul "Menikah"...

Setelah muter-muter ngga jelas ke perumahan berjudul Permata Cibubur (padahal keknya udah ngga masuk daerah cibubur) akhirnya nyampe juga kami di rumah mba Aulia. Jangan nanya gimana perjuangan kami, atu si May sih tepatnya mengingat mobil Hyundai tongkrongannya lagi kehabisan oli jadi power steeringnya berat banget. Ditambah lagi penghuni jok belakang (gw, Charpri, Mba Filsa) ngga bisa disebut sebagai cewe bertubuh sintal (hallah... membuka aib nihh)...

Singkat kata, perjalanan terselamatkan tanpa menghabiskan banyak waktu lagi, karena dengan cerdasnya Mba Lia ngambil
inisiatif untuk menjemput kami (padahal dia jalan lohhh) di pertigaan menuju ke rumahnya. Dan, singkat kata sampailah kami di rumah mba Lia. Not a biggest one, but not the smallest one also. Cukup lumayan untuk pasangan suami-istri yang baru aja memulai hidup baru. Pilihan mba Lia cukup tepat, karena letak dari perumahan ini memang cukup mudah dicapai tapi tidak berisik. Dengan lingkungan yang homy dan tenang keluarga baru itu tampak serasi.

Tak bisa dipungkiri. Wajah akuarium milikku pasti tidak dapat menyembunyikan aura bahwa aku juga menginginkan yang seperti ini. Who doesn't anyway? Tidak harus persis seperti ini, tapi yah...semacam ini juga boleh.

Lalu, setelah panjang lebar segala pembukaan. Cium pipi kiri kanan, kangen-kangenan, sedikit introgasi keadaan rumah (ada kolam kecil yang dimiliki oleh semua rumah diperumahan ini, bikin iri!), sampe ke kamar tidur (hehehe, tenang aja, cuma ngeliat kok, ngga sampe masuk dan nyobain kasurnya...) sampailah kami ke pembicaraan dimana pertanyaan dahsyat itu ditujukan untukku.

"Nunggu apa lagi Na???" tanya mba Lia. Satu detik pertama, tidak bereaksi. Seakan inderaku menolak ada pertanyaan semacam itu. "Aku tinggal jawab iya mba, sayangnya ngga ada yang mengajukan pertanyaan sebelum jawaban iya itu aku berikan" -ini elakan pertama.
Semua ketawa, tapi hatiku miris. Aku juga bingung, miris untuk apa? toh semua sudah ada yang menentukan, sudah ada yang mengatur, entah... aku juga tidak tahu.

Iri berikutnya, ketika mba Lia ngasih ke kita rekaman pas dia Ijab. "Saya terima nikahnya..bla..bla..bla.." Merinding rasanya seluruh tubuh, serasa akulah yang diiJab hari itu.
That's still a mystery for me...
even my man in the same city right now...
pertanyaan tentang kapan kah kami melangsungkan pernikahan... masih juga misteri... satu bukti lagi, bahwa kami masih belum berani mengambil resiko mengecewakan hati kami masing-masing...

Lalu pertanyaan "nunggu apa lagi?" masih belum dapat kami jawab.
Karena sebenarnya, aku pun tak tahu apa yang aku tunggu...

Good Night...

Cuplikan conversation kami malam ini :
jay_saktiwibowo says:

Atau dgn kt lain ak pgn dan brusaha mwjdkan keingnan,dan harapan kita...

Semoga harapan itu terwujud... Amieenn...

Tidak ada komentar: